Ikhlas artinya perbuatan yang kita lakukan semata-mata sebab Allah, tidak ingin dipuji orang lain. Sabar adalah perilaku menahan atau mengendalikan segala emosi. Jika tak terkendali, emosi mampu menjerumuskan ke dalam kesengsaraan. Pemaaf artinya memberi maaf kepada orang yang telah menyakiti atau menzalimi. Ikhlas, sabar, dan pemaaf merupakan sikap terpuji yang harus bisa
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Niat niat yang lapang dada akan mengantarkan ke perbuatan yang tulus pula. Dengan nrimo, hati kita menjadi tenteram, tidak ada beban yang memberatkan.
Orang yang sabar tidak hanya bersikap nrimo saat menghadapi kesulitan dan bencana alam, tetapi juga teguh pendirian (Istiqamah) dalam memperjuangkan kebenaran, dan selalu dinamis dan optimistis dalam meraih masa depan yang lebih baik dan bermakna.
A. Membaca Q.S. an-Nisa/4: 146
Lafal | Arti | Lafal | Arti |
---|---|---|---|
إِلَّا الَّذِينَ | kecuali orang-orang | فَأُولَٰئِكَ | maka mereka |
تَابُوا | yang bertobat | مَعَ الْمُؤْمِنِينَ | bersama orang yang beriman |
وَأَصْلَحُوا | yang memperbaiki diri | وَسَوْفَ | di atas |
وَاعْتَصَمُوا | berpegang teguh | يُؤْتِ اللَّهُ | Allah akan memberikan |
بِاللَّهِ | agama Allah Swt. | أَجْرًا عَظِيمًا | pahala yang besar |
وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ | dengan nrimo dalam beragama |
Artinya :
“Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan lapang dada tulus (mengerjakan) agama mereka sebab Allah. Maka mereka itu ialah gotong royong orang yang beriman dan kelak Allah akan menawarkan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. (Q.S. an-Nisa/4: 146)
Kandungan Q.S. an-Nisa/4: 146 menjelaskan wacana keikhlasan amal seseorang. Ikhlas merupakan syarat mutlak diterimanya amal. Perhatikan firman Allah Swt. berikut.
Artinya :
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan biar mereka mendirikan ¡alat dan menμnaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Q.S. al-Bayyinah/98: 5)
Perilaku tulus sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. an-Nisa/4: 146 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan cara:
- Gemar melaksanakan perbuatan terpuji dan tidak di pamerkan kepada orang lain;
- Ikhlas dalam beribadah, semata-mata alasannya Allah Swt.;
- Tidak mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain;
- Selalu berhati-hati dalam bertindak atau berperilaku;
- Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil;
- Tidak menghitung-hitung apalagi mengungkit-ungkit kebaikan yang pernah diberikan kepada orang lain.
B. Membaca Q.S. al-Baqarah/2: 153
Lafal | Arti | Lafal | Arti |
---|---|---|---|
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ | wahai orang-orang | بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ | dengan tabah dan salat |
آمَنُوا | orang yang beriman | إِنَّ اللَّهَ | sesungguhnya Allah Swt. |
اسْتَعِينُوا | mohonlah perlindungan | مَعَ الصَّابِرِينَ& | beserta orang-orang yang sabar |
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pinjaman (kepada Allah) dengan tabah dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. al-Baqarah/2: 153)
Kandungan Q.S. al-Baqarah/2:153 menjelaskan orang-orang yang tabah. Sesungguhnya Allah Swt. beserta orang-orang yang tabah. Sabar merupakan pengendali hati untuk selalu Istiqamah dalam berbuat baik. Sayidina Ali bin Abi Thalib menyampaikan. “Sabar adalah bab dari dogma,sebagaimana kepala bab dari tubuh”.
Sabar mampu diartikan sabar, tahan menderita, ulet, tekun, dan tidak mudah frustasi. Sabar juga bisa berarti menahan, maksudnya yakni menahan diri dari kesusahan yang menimpanya, menahan ekspresi atau anggota badan dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik, serta menahan rasa malas untuk berbuat baik.
Sabar itu ada beberapa macam, antara lain sabar menjalankan perintah Allah Swt., menjauhi kemaksiatan atau meninggalkan larangan Allah Swt., mendapatkan dan menghadapi musibah, menμntut ilmu pengetahuan, serta sabar dalam bekerja dan berkarya.
Perilaku tabah sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. al-Baqarah/2: 153 dalam kehidupan sehari-hari mampu diwujudkan dengan cara sebagai berikut.
- Sabar dalam menjalankan perintah Allah Swt., seperti: 1) Ketika mendengar azan segera menuju ke masjid untuk melakukan shalat berjamaah; 2) Ketika bel berbunyi segera masuk kelas untuk mengikuti pelajaran; 3) Saat orang tua memanggil, segera menghadap dan menemui agar tidak mengecewakannya.
- Sabar dalam menjauhi maksiat atau meninggalkan larangan Allah Swt., seperti: 1) Ketika diajak membolos segera menolak dan menghindari sobat-sahabat yang bersekongkol untuk membolos; 2) Saat diajak tawuran segera menolak dan menjauhi sahabat-teman yang mengajaknya; 3) Tidak cepat marah dan main hakim sendiri.
- Sabar dalam mendapatkan dan menghadapi petaka, seperti: 1) Ketika terkena musibah sakit tidak mengeluh dan tidak frustasi untuk berusaha mencari obatnya; 2) Ketika terkena bencana alam tidak mengeluh dan tidak menyalahkan Allah dan orang lain.
C. Membaca Q.S. Ali-Imran/3: 134
Lafal | Arti | Lafal | Arti |
---|---|---|---|
الَّذِينَ | orang-orang | الْغَيْظَ | amarah |
نْفِقُونَ | yang menafkahkan harta | وَالْعَافِينَ | dan orang yang memaafkan |
فِي السَّرَّاءِ | di waktu lapang | عَنِ النَّاسِ | atas manusia |
وَالضَّرَّاءِ | dan di waktu sempit | وَاللَّهُ | dan Allah Swt. |
وَالْكَاظِمِينَ | dan orang yang menahan | يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ | menyayangi orang yang berbuat baik |
Artinya :
“(ialah) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. ²li-Imran/3: 134)
Kandungan Q.S. Ali-Imran/3:134 menjelaskan ciri-ciri orang yang taqwa, yakni selalu memaafkan orang lain. Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita untuk saling memaafkan dan meminta maaf, sebagaimana sabdanya: “Dari Aisah dari Anas berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sambunglah tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskanmu dan maafkanlah orang-orang yang mendzalimimu. (H.R. Baihaqi)
Pemaaf berarti orang yang rela memberi maaf kepada orang lain. Sikap pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikit pun ada rasa benci dan keinginan untuk membalasnya. Dalam bahasa Arab sikap pemaaf disebut al-‘afw yang juga mempunyai arti bertambah (berlebih), penghapusan, ampun, atau anugerah.
Perilaku pemaaf sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. Ali-Imran/3: 134 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan:
- Memberikan maaf dengan ikhlas kepada orang yang meminta maaf;
- Meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat;
- Tidak memendam rasa benci dan perasaan dendam kepada orang lain.